Kamis, 19 Juli 2012 17.25 WIB |
(vibiznews-Property) Rumah Susun Tanjung Uncang Kota
Batam, Kepulauan Riau, mulai beroperasi pada Agustus 2012, kata Kepala
Dinas Tata Kota Batam Gintoyono di Batam, Kamis. Ia mengatakan sebenarnya, rumah susun itu sudah jadi dan siap ditempati penghuni, namun serah terima dengan perusahaan yang membangun dilakukan Agustus. "Setelah Lebaran baru diserahterimakan lalu diisi," kata dia. Diharapkan, Rumah Susun Tanjung Uncang dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal pekerja galangan kapal di kawasan itu yang selama ini mengekos di sekitar galangan. Rusun yang dibangun pemerintah kota itu memang sengaja dibangun di sekitar galangan kapal karena selama ini pekerja galangan kapal mayoritas tinggal jauh dari galangan. Rusun Tanjung Uncang mampu terdiri dari sekitar 540 unit rumah tipe 24 dan 27 meter persegi. "Rusun yang kami bangun bentuknya seperti rumah, ada kamar, dapur dan kamar mandi. Bukan seperti studio," kata dia menegaskan. Untuk tinggal di rusun itu, kata dia, biaya yang dikenakan antara Rp195.000 sampai Rp240 ribu, tergantuk lokasi lantai rumah. "Makin ke atas makin murah," kata dia. Menurut Kepala Dinas, minat masyarakat Batam tinggal di rusun relatif tinggi, mengingat biaya yang murah dan berbagai fasilitas yang disiapkan. Rata-rata, kata dia, setiap rusun milik pemerintah kota terisi hingga 100 persen. Di Batam, Rusun dibangun oleh tiga instansi yaitu pemerintah kota, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam serta Jamsostek. Terpisah, Kabubdit Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Bp Batam, Juhartono mengatakam tingkat hunian rumah susun sederhana sewa milik BP Batam sekitar 80 persen. "Dari 23 blok kembar rumah susun sewa pekerja yang dikelola oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam pada empat kawasan industri mencapai 80 persen," kata dia. Ia mengatakan, dari 23 blok kembar yang berada di kawasan Sekupang, Batuampar, Kabil dan Mukakuning tersebut memiliki sekitar 1.264 kamar, sedangkan yang terisi sekitar 1.000 kamar. "Sisanya ada yang dalam perbaikan, dan sebagian lain memang disediakan untuk mengantisipasi kerusakan kamar yang sudah disewa, sehingga penghuninya harus dipindahkan ketempat lain pekerja," kata dia. Dari penyewaan kamar rusun tersebut, kata Juhartono, BP Batam mendapatkan pemasokan sekitar Rp400 juta dikurangi dengan biaya operasional dan pemeliharaan sekitar 10-15 persen. "Selain memang dibangun pada sekitar kawasan industri harga sewa kamar rusun sangat murah, sehingga memudahkan bagi pekerja," kata dia. BP Batam, kata dia, akan terus membangun rusun sebagai salah satu upaya menyedikan hunian layak bagi pekerja dan menggurangi hunian tidak berizin yang menjamur di kota tersebut.sumber |
Kamis, 03 Mei 2012
Rusun Tanjung Uncang Beroperasi Agustus
Tag
News
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar